0rq1wUCXofwDDKcc12MmRQUWFOZdiOoWTQwUhac9

Kebersamaan Guru SMAN 01 Mesuji Timur Usai Lebaran: dari Kue Tat hingga Kemplang

Setelah libur panjang Idulfitri, suasana hangat dan penuh silaturahmi begitu terasa ketika para guru kembali ke sekolah. Salah satu tradisi yang sangat dinanti adalah berbagi makanan khas dari kampung halaman masing-masing. Tradisi ini bukan hanya menjadi ajang untuk mencicipi cita rasa Nusantara, tetapi juga menjadi sarana mempererat tali persaudaraan antar sesama guru.

Kue Tat, Oleh-Oleh Manis dari Krui

Salah satu makanan yang mencuri perhatian pekan ini adalah kue tat yang dibawa oleh Bu Herliyanti. Kue tat adalah kue khas dari daerah Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Sekilas, bentuknya mirip dengan kue nastar, namun berukuran lebih besar dan isian selainya lebih padat. Biasanya terbuat dari adonan tepung, telur, mentega, dan gula, dengan isian nanas yang telah dimasak hingga kental dan berwarna keemasan. Bu Herliyanti juga menambahkan biasanya selain nanas, kue tat biasanya juga bisa di isi dengan pepaya.

Rasa gurih dari adonan luar berpadu dengan manis legitnya selai nanas menjadikan kue ini sangat digemari, baik sebagai kudapan lebaran maupun oleh-oleh dari kampung. Selain kelezatannya, kue tat juga menyimpan nilai budaya karena sering dijadikan hidangan khas dalam acara adat di Lampung bagian barat.

Camilan dari Selatan Sumatera

Tak hanya kue tat, suasana ruang guru semakin meriah dengan hadirnya camilan khas dari Sumatera Selatan. Bu Ira membawa kerupuk kemplang, kerupuk panggang khas Palembang yang berbahan dasar ikan dan memiliki rasa gurih serta aroma asap yang menggoda. Tidak hanya itu, bu Ira menambah keseruan dengan membawa klanting.

Keripik, Duku, dan Cerita dari Kampung Halaman

Tak ketinggalan, camilan renyah seperti keripik singkong dan buah segar duku juga dihadirkan oleh Pak Eko dan Bu Siska. Makanan-makanan ini bukan hanya dinikmati, tetapi juga membawa serta cerita dan nostalgia dari kampung halaman masing-masing. 

Ragam Rasa, Satu Keluarga

Momen seperti ini menunjukkan bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk mengajar dan belajar, tetapi juga rumah kedua tempat setiap guru saling berbagi—rasa, cerita, dan kebersamaan. Di tengah perbedaan asal daerah, budaya, dan selera, semangat persatuan tetap menjadi kekuatan utama.

Semoga kebiasaan baik ini terus terjaga, memperkuat kolaborasi dan mempererat tali silaturahmi antar warga sekolah.

_

Debi Pranata

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar